Salam

Selamat datang di Blog saya, sebelumnya melihat isi dari blog ini saya anjurkan anda untuk banyak berdoa, karena apa??? dengan berdoa kita akan selalu diberi keselamatan, kesabaran dll. dengan berdoa anda saya dan semuanya akan diberikesabaran, karena apa??? pasti anda akan kecewa melihat konten dari blog ini yang amat sanagt tidak membantu dalam segi apapun sehinggga anda akan merasa kecewa, marah dan tentunya akan melecehkan saya... heheh.... maka dari itu saya anjurkan bnyak berdoa agar diberi kesabaran amin amin.. bagi anda yang ingin Bekerjasama dengan saya secara off-line silahkan klik DISINI_CV. ENONG WIRAJAYA SANTOSA
Selamat Datang, Sugeng Rawoh, Welcome.. :) Belajar ngeblog     Enong Get Paid every Day enOng SUPER PROMO PAID EnOng   Spend Your Page    
  Free Website Hosting

Google Website Translator Gadget

Thursday, August 27, 2009

I. DASAR-DASAR PEMOGRAMAN VISUAL BASIC 6.0

Dalam pemograman visual banyak istilah da konsep yang mneyebut “sesuatu” yang membentuk aplikasi. Istilah-istilah tersebut memiliki arti yang sama dalam lingkungan pemograman visual yang lain, seperti misalnya objek, property dan event. Pemograman event-driven telah ada sebelum GUI (Graphical User Interface) dibuat dan diimplementasikan dalam beberapa cara. Dengan diperkenalkannya mouse pemograman event driven banyak disukai oleh para pemakai dan perancang program. Sebelum ada pemograman event driven, pemograman top-down digunakan untuk membuat kode yang menangani banyak pemrosesan. Selain itu aplikasi yang dirancang dengan teknik ini mudah untuk diperbaiki, disamping kodenya menjadi luwes. Namun aplikasi yang dibuat dengan metode ini biasanya memiliki menu yang kompleks yang tergabung erat pada proses yang ada dalam program.

Pemograman event driven tidak mencoba menggantikan pemograman prosedural, namun melengkapi dengan kerangka yang dapat membedakan antara user interface dan proses tertentu dalam aplikasi. Ms. Visual Basic dan aplikasi event-driven lainnya menyediakan kerangka tersebut sehingga akan lebih terkonsentrasi pada masalah aplikasi.

Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemograman yang bekerja dalam ruang lingkup Ms-Windows. Microsoft Visual Basic 6.0 hampir dapat memanfaatkan seluruh kemudahan dan kecanggihan yang dimiliki oleh sistem operasi windows, secara umum kemampuan visual basic 6.0 adalah menyediakan komponen-komponen yang memungkinkan untuk membuat program aplikasi yang sesuai dengan tampilan dan cara kerja windows.

- TAMPILAN DASAR VISUAL BASIC 6.0

Pada tahap awal pemakaian VB 6.0 sebaiknya diatur tampilan untuk komponen-komponen yang ada dalam VB 6.0 tersebut. Komponen-komponen yang tidak muncul pada layar dapat ditampilkan pada menu View. Pemograman visual merupakan dimensi baru dalam pembuatan aplikasi karena dapat langsung menggambarkan objek-objek kelayar sebelum dieksekusi. Dalam lingkungan pengembangan visual, sekarang objek yang anda buat hasilnya langsung tampil dilayar. Objek yang dibuat itu akan sama hasilnya pada saat program dijalankan. Dengan demikian tidak perlu lagi melakukan pengubahan kode program secara manual. Setelah semua objek diletakkan dalam suatu form, amak semua atribut obejk tersebut akan disimpan dalam suatu kode program yang dapat langsung dijalankan.
Tampilan untuk ms. visual basic 6.0 terdiri dari beberapa interface yang saling berhubungan yaitu :
- Bagian menu program

- Bagian toolbar

- Bagian toolbox

- Bagian jendela properties

- Bagian form

- Bagian jendela proyek

- Bagian jendela lay-out

Kesemua bagian yang ada diatas terdapat lengkap ketika akan memulai menggunakan ms visual basic 6.0.
Tampilan lengkapnya terlihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Tampilan dasar Visual Basic 6.0

- KOMPONEN-KOMPONEN DALAM VISUAL BASIC 6.0

Ada beberapa komponen yang secara langsung sering terlibat dalam pembuatan program menggunakan visual basic 6.0. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah :

1. Project

Pertama kali ketika program menggunakan visual basic akan digunakan maka komponen project yang akan diload, selanjutnya adalah menambah form-form atau membuat modul atau mungkin membuat kode program, secara lebih sederhana posisi project dalam setiap komponen yang ada adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

PROJECT
Form
Kode Program
Event
modul
Object lain



Gambar 1.2. Keterkaitan Project dengan komponen lainnya

2. Form

Form digunakan ketika akan meletakkan object-object apa saja yang akan digunakan dalam program, object-object yang terdapat dalam toolbox, diletakkan dan didesain dalam bagian form. Form sebenarnya adalah suatu objek yang dipakai sebagai tempat bekerja program aplikasi, secara otomatisakan tersedia form yang baru bila membuat program aplikasi yang baru, yaitu dengan nama form1. Umumnya dalam suatu form terdapat garis titik-titik yang disebut dengan Grid.

Gambar 1.3. Form Kosong.

3. ToolBox

Toolbox adalah kotak alat yang berisi icon-icon untuk memasukkan objek tertentu ke dalam jendela form. Toolbox tersebut dapat dimodifikasi misalnya menambah komponen icon dengan cara melakukan klik kanan pada toolbox lalu memilih Components atau Add Tab.

Gambar 1.4. Kumpulan ToolBox

4. Properties

Property digunakan untuk menentukan setting suatu objek. Suatu objek biasanya mempunyai beberapa property yang dapat diatur langsung dari jendela properties atau lewat kode program.

Gambar 1.5. Property untuk Form1

Dalam property antara lain didapatkan informasi mengenai warna, tinggi, lebar dan posisi sebuah objek. Nilai pada tiap property dapat mempengaruhi cara objek ditampilkan atau cara objek bekerja, bagi sebuah objek property mirip dengan variabel lokal dalam prosedur. Property langsung berkaitan dengan objek dan digunakan oleh proses-proses yang ada dalam objek.

5. Kode Program

Kode program adalah serangkaian tulisan perintah yang akan dilaksanakan jika suatu objek dijalankan. Kode program ini akan mengontrol dan menentukan jalannya suau objek.

6. Event

Event adalah pristiwa atau kejadian yang diterima oleh suatu objek misalnya klik, drag, tunjuk dan lainnya. Contohnya terlihat dibawah ini :

Private sub command1_click()

……..

…….

End sub

Pada contoh program diatas, event yang terjadi adalah event click, yaitu ketika suatu aobjek dilakukan click maka akan muncul suatu aksi apa dari akibat dari proses click tersebut. Object yang diclick pada contoh program diatas adalah object command button.

7. Metode

Metode adalah suatu set perintah seperti halnya fungsi dan prosedur, tetapi sudah tersedia didalam suatu objek. Metode biasanya akan mengerjakan suatu tugas khusus pada suatu objek. Perhatikan contoh program dibawah ini :

Private sub Command1_click()

Text1.text =”Hallo.. Saya mahasiswa STMIK-CIC”

End sub

Pada contoh program diatas terlihat bahwa yang disebut metode adalah yang muncul ketika object textbox diberi tanda titik, text1.text artinya pada object textbox yang namanya text1 akan muncul tulisan “ Hallo… Saya mahasiswa STMIK CIC”, ketika event click dilakukan pada object command button.

8. Module

Module dapat disejajarkan dengan form, tetapi tidak mengandung object. Module dapat berisi kode-kode program atau procedure yag dapat digunakan dalam program aplikasi.

LATIHAN :

1. Letakkan beberapa object dalam form yang ada, atur propertynya seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Object yang digunakan adalah dua buah label kemudian pada bagian properties untuk kedua label tersebut yaitu Caption set isinya dengan kata-kata seperti diatas. Kemudian program tersebut dijalankan, apa yang terjadi. Beri kesimpulan.

2. Berdasarkan gambar yang ada pada soal latihan nomor 1 diatas, coba atur properties kedua label diatas dengan mengubah setting warna font dan ketebalan huruf yang digunakan.

3. Tambahkan beberapa object yang lain, atur kembali property yang ada untuk setiap object yang ada tersebut.

4. Buatlah sebuah program untuk menampilkan identitas diri anda masing-masing dengan menggunakan label yang ada dalam Visual Basic.

Contoh output yang diinginkan :

5. Letakkan beberapa object yang ada dalam form, atur beberap setting property yang ada. Format desain tampilannya adalah sebagai berikut :

6. Sebutkan Object-Object apa saja yang terdapat dalam visual basic, berikan penjelasan singkat mengenai hal tersebut.

II. TYPE DATA Dalam Ms. Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic menyediakan beberapa type data seperti integer, Long, Single, Double, Currency, String, Byte, Boolean, Date,


Di Sunting Dari : http://aziez.blogdetik.com/index.php/category/visual-basic-60/

ISI

BAB I
LandasanTeori

I.Landasan Teori
II.Pengertian dan Tujuan Sistem
Definisi sistem terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut :
Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan, Siapa (Who) yang mengerjakan Kapan (When) dikerjakan dan Bagaimana (How) mengerjakannya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem sebagai berikut ini : Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupaka definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem bagian. Sebagai misal, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya.
Apa itu Subsistem itu sendiri, Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, ini berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat. Pemisalan lainnya, mobil adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem-sistem bawahan seperti sistem mesin, sistem badan mobil dan sistem rangka. Masing-masing sistem ini terdiri dari sistem tingkat yang lebih rendah lagi. Misalnya, sistem mesin adalah kombinasi dari sistem karburator, sistem generator, sistem bahan bakar dan seterusnya.
Kemudian ada juga istilah Supersistem, Walaupun istilah supersistem jarang digunakan, tetapi sistem seperti ini ada. Jika suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu adalah supersistem. Contohnya, pemerintahan kota adalah suatu sistem, tetapi ia juga merupakan bagian dari sistem yang lebih besar – pemerintahan propinsi. Pemerintahan propinsi adalah supersistem dari pemerintahan kota dan juga merupakan subsistem dari pemerintahan pusat. Dari definisi dan penjelasan diatas dapatlah diambil kesimpulan, suatu system terdiri dari elemen yang bisa berbentuk individu atau bagian-bagian yang terpisah, kemudian berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Mobil terdiri dari bagian-bagian sistem yang berinteraksi/kerjasama untuk tujuan mobil tersebut bergerak ke suatu arah. Keluarga, pertama kali terdiri dari 2 individu yang terpisah yang mana individu itu sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem subsistem, kemudian bersatu membentuk keluarga untuk mencapai suatu tujuan. Keluarga itu sendiri merupakan subsistem dari sistem Rukun Tetangga (RT), RT merupakan subsistem dari Rukun Warga (RW), RW subsistem dari suatu Kelurahan, Kelurahan subsistem dari suatu Kecamatan, dan demikian seterusnya.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya system tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
Batas Sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu system menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan Luar Sistem (Environments) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
Penghubung (Interface) Sistem Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Masukan (Input) Sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan
keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
Keluaran (Output) Sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk system komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
Pengolah (Process) Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari system sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah sasaran yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan. Jadi secara umum sustu system memiliki tujuan :
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship).

III.Manfaat dan Syarat Penyusunan Sistem Akuntansi
Sebelum kita membahas mengenai manfaat dari system akuntansi, terlebih dahulu kita harus memahami apa sebenarnya system informasi akuntansi (SIA) itu sendiri. Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu omponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ).
Jadi Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
• Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
• Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
• Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Dan Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Sedangkan Akuntansi adalah : pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan
Dengan adanya sebuah sistem yang dibangun dalam suatu organisasi diharapkan akan mampu menbantu meningkatkan produktifitas dan kinerja organisasi tersebut, serta dapat membantu menyeleseikan masalah – masalah yang dihadapi organisasi tersebut. Dengan begitu akan membawa manfaat yang sesuai dengan apa yang diharapkan yang tertuang dalam visi dam misi organisasi. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari sistem akuntansi adalah sebagai berikut.
• Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
• Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
• Meningkatkan efisiensi
• Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
• Meningkatkan sharing knowledge
• menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
Dalam penyusunan sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting dan dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam penyusunan dan pelaporan akuntansi antara lain:
1.Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai.
2.Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan.
3.Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.

IV.System Pegendalian Intern
1.Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (1993:165) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan, suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a)Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b)Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
c)Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.
Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1.Menjaga kekayaan organisasi.
2.Memeriksa ketelitian, kebenaran dan keakuratan data akuntansi.
3.Mendorong efisiensi, baik waktu dan tenaga.
4.Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Selain hal tersebut terdapat pula beberapa tujuan lain yang masih terkait dalam pengendalian intern yaitu menjamin manajemen perusahaan agar:
Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku..
2.Manfaat Pengendalian Intern
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan kedepan dan penentu keputusan. Dengan adanya pengendalian intern pihak menejemen dapat mengukur kekuatan atau sumber daya yang dimiliki organisasi, sehingga masing – masing anggota organisasi dapat melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Dengan begitu pihak menejemen akan dapat mengurangi resiko yang mungkin muncul disaat pelaksanaan operasional perusahaan, karena mereka telah melakukan berbagai antisipasi terhadap segala resiko malalui pengendalian intern tersebut. Tentunya hal ini tersebut didukung dengan terpenuhinya unsur-unsur pengendalian internal, tujuan umum dan tujuan khusus pengendalian internal, dan syarat-syarat prosedur operasional perusahaan.

3.Unsur Pokok Pengendalian Intern
Lingkungan Pengendaliannya
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan) Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
Struktur Organisasi Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)
Dewan Komisaris Dan Audit Komite, Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris) Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.
Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab, Metode ini mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.
Metode Pengendalian Manajemen, Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
Kebijakkan dan praktik kepegawaian yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.
Pengaruh Ekstern, Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.

Sisitem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen. Dengan adanya pengendalain intern dalam sistem akuntansi maka hal mengenai laporan keuangan yang di hasilkan dari pelaporan akuntansi baik mengenai kefalitan data ketepatan waktu dan efisiensi tenaga dalam penyusunan laporan dapat dikendalikan sehingga kemungkinan kecil terjadi berlabihan atau pemborosan sumberdaya yang digunakan.

Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai. Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1.Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2.Pembagian tugas (pendelegasian tugas)
3.Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4.Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5.Pengecekan independen terhadap kinerja.
a.Penggunaan Wewenang Secara Tepat Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.
b.Pembagian Tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
c.Dokumen dan Catatan yang Memadai. Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat).
d.Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan. Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
e.Pengecekan independen terhadap kinerja, semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.

V.Laporan Keuangan Perusahaan
1.Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Laporan keuangan terdiri dari:
- Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
- Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
- Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
- Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
Pemakai Laporan Keuangan merupakan orang atau organisasi yang berhak dan meliki kepentingan akan keberadaan dan pergerakan keuangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kepentingan masing – masing pengguna laporan tersebut.
Maka dari itu terdapat beberapa pihak yang berwenang untuk mengetahui kondisi keuangan tersebut. Pemakai laporan keuangan tersebut adalah :
Investor
Investor berasal dari kata dasar investasi, dan investasi itu sendiri adalah Komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun jalan bebas hambatan (Jalan Tol) atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang yang sedang menempuh pendidikan di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB (Product Domestik Bruto) Pengertian Produk Domestik Bruto adalah hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja, dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M), atau PDB = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor ).
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential / berupa pemukiamn (rumah baru). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Jadi berdasarkan hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa investor adalah orang yang melakukan investasi, terhadap usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Jadi disini investorlah yang memberikan modal, yang memiliki aset atau saham perusahaan secara langsung, sehingga mereka berhak untuk mengetahui sepenuhnya atas lalu lintas keuangan perusahaan secara terperinci. Seorang investor berhak melakukan audit secara independent melalui jasa auditing dan dari laporan secara langsung oleh pihak menejement perusahaan yang dilakukan oleh tim audit intern perusahaan. Jadi bilamana disinyalir terjadi adanya suatu kejanggalan dalam laporan keuangan maka akan dapat mudah diketahui oleh pihak investor. Dengan demikian pihak investor akan mudah memantau kondisi perusahaan sehingga dapat dijadiakan sebagai pijakan untuk melangkah dalam menentukan keputusan apakah akan melanjutkan atau mencabut investasinya.
Karyawan
Karyawan adalah salah satu pihak yang berhak untuk mengetahui kondisi keuangan organisasi, akan tetapi kondisi ini tidaklah sepenuhnya seorang karyawan diperbolehkan mengetahui keadaan keuangan perusahaan. Sebagian besar perusahaan yang tingkat pendapatan dan tingkat produktifitas yang tinggi menetukan batasan batasan sampai dimana keberhakan karyawan dalam mengetahui keuangan perusahaan yang disesuaikan dengan posisi karyawan, akan tetapi ada pula perusahaan yang memberikan informasi keuangan perusahaan kepada karyawan secara keseluruhan.
Ada nilai positif dan negatif yang timbul atas hal tersebut diatas, salah satu nilai positif diberikannya batasan kepada karyawan dalam mengetahui keuangan adalah karyawan tidak dapat melakukan audit secara independent dan menyeluruh terhadap keuangan yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat lebih leluasa dalam melakukan dan mengambil langkah kebijakan dalam menentukan besaran gaji karyawan pada khususnya. Sehingga dikawatirkan karyawan akan melakukan penolakan terhadap besaran gaji yang di keluarkan perusahaan, karena mereka mengetahui bahwasannya apa yang mereka kerjakan tidaklah setimpal dengan apa yang mereka dapatkan, karena mereka beranggapan bahwasannya perusahaan meliki pendapatan yang jumlahnya cukup besar, sehingga mereka berhak mendapatkan tambahan gaji yang lebih. Nialai positifnya lagi adalah karyawan tidak akan ragu dan timbul kecanggungan terhadap perusahaan sehingga karyawan tetap bersemangat dalam menjalankan rutinitas kerjanya di karenakan mereka tidak terlalu memfokuskan fikiran mereka terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Kemudian Dikawatirkan bilamana seorang karyawan mengetahui keadaan keuangan perusahaan sedangkan berketepatan kondisi keuangan perusahaan sedang mengalami inflasi atau mengalami penurunan pendapatan maka karyawan akan merasa tidak jenak dan tidak fokus pada tugas masing - masing dalam melaksanakan pekerjaannya dikarenakan mereka mengkawatirkan perusahaan tidak akan mampu untuk membayar gaji mereka atau mengalamai pengurangan kuantitas gaji yang diberikan atau lebih parahnya lagi perusahaan akan melakukan pengurangan karyawan. Tentunya hal ini akan mengurangi produktifitas dan kinerja karyawan dan akan berdampak pada perusahaan itu sendiri, inilah salah satu nilai negatif yang mungkin timbul.
Selain juga dapat memberikan jarak yang efektif antara keberadaan perusahaan dan karyawan sehingga hubungan kedua belah pihak tidaklah terlihat terlalu dekat dalam hal kewenangan akan kondisi keuangan. Sehingga perusahaan dapat lebih tegas dalam menentukan kebijakan - kebijakan perusahaan yang dikeluarkan dalam operasional perusahaan dan juga karyawan akan lebih dapat memposisikan keberadaan mereka masing – masing dengan tepat sehingga pelaksanaan seluruh kebijakan yang ditentukan perusahaan dapat dilakasanakan dengan sesuai dan dapat dipertanggungjawabakan oleh karyawan kepada perusahan.
Jadi keputusan sampai dimana keberhakan karyawan dalam mengetahui kondisi keuangan tergantung dari keputusan bersama oleh pihak menejement masing – masing perusahaan. Sehingga antara perusahaan satu dan lainnya tentunya tidaklah sama mengenai kebijakan yang diambil. Dan sejauh ini berdasarkan sepengetahuan penulis masih belum ada peraturan yang menetapkan mengenai batasan kewenangan akan laporan keuangan kepada karyawan. Akan tetapi bilamana diluar sepengetahuan penulis ternyata sudah ada peraturan yang menetapkan hal tersebut maka penulis akan segera untuk mencari informasi mengenai hal tersebut dan akan melakukan pembenahan uraian yang ada saat ini.
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kreditur, dalam arti sempit kreditur adalah pihak yang memiliki tagihan atau hak tagih berupa pembayaran sejumlah uang yang hak tersebut timbul semata-mata timbul atas dasar perjanjian utang-piutang. Dalam RUU KEPAILITIAN : "Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan".
Menurut Malayu S. P Hasibuan (1996) Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan pengertian yang telah disepakati.
Menurut Thomas Suyatno, M.M dkk Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga telah ditetapkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya fungsi pokok dari kredit adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat (to Service the Society) dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, Produksi dan jasa-jasa bahkan konsumsi,yang kesemuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Jadi disini krediturlah yang memberikan modal pinjaman kepada siapa saja yang menhendaki pinjaman tersebut berdasarkan ketentuan dam syarat ysng diberlakukan. Dalam pelaksanannya kreditur dipegangan oleh perbankan, baik bank swasta atau bank milik Negara.
Kaitannya dengan hal pelaporan keuangan disini sangatlah penting, karena apa? pihak bank selaku kreditur berhak untuk mengetahui kondisi keuangan dari peminjam modal agar dapat dilakukan evaluasi apakah pihak kedua selaku peminjam modal tersebut layak mrendapatksn pinjaman modal tersebut atau tidak dan bagi mereka yang sudah mendapatkan pinjaman apakah mereka dapat melakukan pinjaman ulang atau tidak.
Jadi berdasarkan laporan keuangan dari pihak debitur, kreditur dapat malakukan analisa keuangan untuk memutuskan dan menentukan siapa yang layak untuk mendapatkan pinjaman dan yang mana yang tidak layak. Dan apakah debitur dapat melakukan pinjaman ulang atau tidak. Dengan begitu kreditur dapat mengurangi resiko terhadap dampak kedepannya, misalkan terjadi suatu hal yang tidak dinginkan, maka pihak kreditur dapat mengantisipasinya.
Apabila pihak kreditur tidak mengetahui kondisi keuangan maka dikawatirkan pihak debitur mengalami kemacetan dalam pengembalian pinjaman atau lebih parahnya mereka tidak dapat mengembalikan pinjaman dalam kurun waktu yang disepakati dikarenakan mengalami penurunan pendapatan atau kerugian dalam usahanya. Sehingga akan berpengaruh terhadap operasional pihak kreditur dan tentunya akan merugikan kreditur sendiri, karena kekurangan modal untuk dapat dijadikan sebagai pinjaman oleh debitur yang lainnya.
Pemasok
Selain hal tersebut diatas pihal lain yang berhak mengetahui lapora keuangan adalah pemasok atau supplier. Peranan supplier sangatlah mendukung jalannya operasional produsen, dari supplierlah produsen mendapatkan bahan – bahan produksi mereka.
Supplier juga berhak mengetahui keadaan keuangan produsen yang mana dapat digunakan sebagai acuan apakah produsen layak untuk diberikan bahan baku produksi atau tidak sesuai apa yang diminta produsen, khususnya bagi mereka (produsen) yang melakukan pembelian bahan baku secara kredit. Perlu diketahui sebagian besar produsen melakukan pembelian secara kredit dengan pembayaran dibelakang setelah terjadi pengiriman barang. Jadi laporan keuangan kepada produsen juga diperlukan.
Sebagai contoh produsen alat – alat rumah tangga yang mana bahan dasarnya dari kayu dan rotan yang diperoleh dari supplier kayu dan rotan dari perusahaan lain, disini pihak supplier berhak mengetahui laporan keuangan produsen tersebut, sebagai bahan untuk menganalisa apakah produsen mampu untuk membayar tagihan yang masih belum terbayar atau tidak, sebelum supplier memenuhi permintaan produsen untuk melakukan pengiriman barang. Dengan begitu tidak ada pihak yang saling dirugikan sehingga kerjasama kedua perusahaan tersebut dapat berjalan lancer.

Pelanggan
Mengenai laporan keuangan yang diberikan kepada pelanggan ada batasan – batasan yang disesuaikan oleh pihak menejemen perusahaan pemasok dan sampai mana pihak pelanggan tidak diperbolehkan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan jual beli antara produsen dengan pelanggan khususnya dalam hal penetapan harga beli. Jadi laporan keuangan yang diberikan kepada pelanggan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan penetapan harga jual barang produksi. Jadi apabila pihak produsen mengalami penurunan pendapatan karena ada peningkatan harga bahan baku sehingga tidak ada cara lain untuk mengantisipasinya selain harus menaikkan harga jual barang tersebut maka pihak pelanggan akan lebih dapat menerima keadaan tersebut, dengan diberikannya laporan keuangan dari pihak produsen.
Jadi terdapat tranparasi antara produsen dan pelangggan. Sehingga hubungan keduanya tetap terjaga dan semakin solid. Pelanggan dapat dikatakan sebagai boz dari boz perusahaan, karena bila tidak ada pelanggan yang mengambil barang produksi untuk dipasarkan kekonsumen maka sebuah produsen tidak mampu menjual sendiri barang produksinya. Disinilah hubungan timbal balik yang saling memenuhi dan tentunya menguntungkan antara pelangga dan produsen.
Kemungkinan yang terjadi apabila secara mendadak pihak produsen melakukan penaikkan harga jual barang dan tanpa ada sepengatahuan sebelumnya yang disertai oleh bukti laporan keuangan yang sesuai maka pelanggan tersebut kemungkinan besar akan mengajukan klaim dengan menanyakan sebab kenaikan harga dan kemudian meminta untuk menurunkan kembali harga tersebut kepada produsen sehingga hal ini akan mengganggu transaksi jual beli dan akibat terburuknya adalah pelanggan tersebut akan lari mencari produsen lain karena peanggan sudah kehilangan kepercayaan kepada pihak produsen. Tentunya hal tersebut tidaklah diinginkan oleh perusahaan manapun.
Pemerintah
Peranan pemerintah dalam operasional perusahaan sangatalah besar, karena pemerintahlah yang mengatur dan menetukan kebijakan external perusahaan yang berfungsi sebagai alat pengontrol dan untuk menstabilkan perekonomian perusahaan. Seperti halnya kebijakan dalam penentuan besaran bunga pinjaman dari bank, besaran pajak yang harus dikeluarkan perusahaan mulai dari pajak pendirian usaha, pajak pendapatan, pajak bangunan, pajak pengiriman barang export bagi perusahaan yang bergerak dibidang export import barang dan lain sebagainya.
Dengan memberikan laporan keuangan kepada pemerintah maka dapat dijadikan sebagai parameter untuk menentukan nilai bunga pinjaman yang harus ditangung oleh perusahaan, pajak yang harus dibayar dan sebagainya yang sesuai dengan kondisi perekonomian internasional pada khususnya. Bilamana diketahui sebuah perusahaan mengalami kesulitan dalam hal keuangan sehingga perusahaan keberatan dalam mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh bank pemerintah sehingga terjadi kredit macet maka pemerintah dapat memberikan solusi berupa berupa keringanan pengembalian atau subsidi kepada perusahaan tersebut dengan syarat yang telah ditentukan misalkan perusahaan tersebut telah memeberikan laporan keuangan yang sesungguhnya dan perusahaan tersebut beriktikad baik untuk mengoperasikan perusahaan dan juga memang perusahaan tersebut dinilai berpotensi untuk berkembang di masa mendatang, sehingga mampu untuk membantu menopang perekonomian rakyat.
Atau jika memang pihak perusahaan sudah menyatakan tidak sanggup untuk meneruskan operasional perusahaan dan keuangan perusahaan dalam kondisi yang sulit maka pemerintah dapat juga mengambil alih kepemilikan atas saham atau aset berupa apapun yang dimiliki perusahaan, tentunya dengan kesepakatan bersama antara pihak pemerintah dan perusahaan tersebut. Atau pemerintah melemparkan kepemilikan perusahaan kepada pengusaha lain dengan jalan mengadakan pelelangan saham perusahaan.
Jadi laporan keuangan yang telah diberikan kepada pemerintah tersebut sangat membantu perusahaan bilamana terjadi hal yang tidak diiinginkan, dan dapat membantu pemerintah bilamana perusahan tersebut memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan kedepannya, sehingga pemerintah bersedia memberikan dukungan berupa kemudahan dalam prosedur pengajuan pinjaman modal dan kemudahan lainnya.
Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu pihak yang perlu untuk menerima informasi laporan keuangan perusahaan, yang mana masyarakat merupakan sasaran terakhir dari hasil out put segala sumber daya perusahaan. Pada umumnya laporan keuangan yang diinformasikan kepada masyarakat disampaikan melalui media masa baik media cetak atau media elektronik. Masyarakat sebagai konsumen merupakan pemakai akhir segala produk yang dihasilkan produsen. Jadi masyarakat juga berhak mengetahui laporan keuangan, bagaimana kondisi keuangan yang sebenarnya sehingga masyarakat dapat memahami kondisi apabila perusahaan menaikkan harga pokok barang produksi. Selain itu masyarakat juga akan tahu perkembangan perusahaan tersebut untuk dapat dijadikan sebagai referensi bila ingin mengajukan lamaran pekerjaan, setidaknya masyarakat dapat memilih perusahaan mana yang sedang berkembang dan mana yang sedang mengalami kepailitan.
Setelah menguraikan beberapa hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya tujuan laporan keuangan adalah :
1.Menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
2.Menyediakan kebutuhan bersama sebagian besar pemakai, namun tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
3.Laporan Keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen yang dipercayakan kepadanya.
Agar tujuan dari Laporan Keuangan dapat dipahami maka harus dapat memenuhi karateristik kualitatif Laporan Keuangan, yaitu:


a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan.
b. Relevan.
Informasi Keuangan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan yang mempengeruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
c. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya, misalnya pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian resiko dan peluang yang dihadapi perusahaan.
d. Keandalan
Informasi yang memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat dan kelengkapan.
e. Dapat Dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan Laporan Keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Kendala informasi yang relevan dan handal adalah:
1.Tepat waktu
2.Keseimbangan antara manfaat dan beban.
3.Penyajian Wajar dan tidak adanya Window Dressing (manipulasi laporan keuangan).
4.Kesinambungan diantara karateristik kualitatif.
Selain hal tersebut perlu juga diketahui ada beberapa konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan laporan keuangan yang mana konsep tersebut telah di tuliskan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Konsep-konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :
1.Kesatuan Usaha (Accounting Entity)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan (pemilik perusahaan). Pada Perseroan Terbatas pemisahan tersebut telah dilakukan secara hukum. Pada perusahaan perseorangan dan usaha bersama (persekutuan), hendaknya dibuat suatu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik perusahan dengan perusahaan, misalnya rekening prive. Jika terjadi pemisahaan harta dari perusahaan kepada pemilik, maka seharusnya dilakukan melalui transaksi pembagian laba.
2.Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini mengasumsikan umur yang tidak terbatas bagi suatu perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan didirikan untuk terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan.
3.Periodisasi (Timed Period)
Konsep ini menghendaki adanya pemecahan umur perusahaan menjadi periode-periode. Periodisasi dilakukan untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan periodik diharapkan dapat membantu para penggunanya, walaupun laporan keuangan bukan suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Tingkat keberhasilan perusahaan dapat diukur dengan lengkap dan tepat jika perusahaan tersebut menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas.
4.Pengukuran dalam Nilai Uang (Measurement in Terms of Money)
Konsep ini menghendaki penggunaan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva, utang, dan perubahannya.
5.Harga Pertukaran (Exchange Price)
Konsep ini menghendaki harga pertukaran sebagai dasar pencatatan transaksi keuangan. Harga pertukaran adalah jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan dalam suatu transaksi. Harga pertukaran dianggap sebagai dasar pencatatan yang paling tepat, karena harta ditentukan secara obyektif oleh pihak-pihak yang tersangkut serta didukung oleh bukti-bukti yang dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak yang bebas/independen.
6.Konsep Beban dan Pendapatan (Acrual)
Konsep ini menghendaki penggunaan metode akrual sebagai dasar penentuan laba periodik dan posisi keuangan. Berdasarkan metode akrual, pengukuran aktiva, utang dan perubahannya dilakukan atas dasar waktu terjadinya dan tidak tergantung pada saat diterima atau dibayarkan uang.
Setelah membahas panjang lebar mengenai laporan keuangan meskipun pembahasannya masih jauh dari kesempurnaan maka dapat kita ketahui bahwasanya laporan keuangna memiliki peran penting dalam membantu pelakasanaan operasional segala bentuk usaha. Coba kita bayangkan apabila dalam suatu usaha yang mana tujuan utamanya adalah mencari keuntungan disaat ini dan masa mendatang untuk kepentingan bersama yang ikut andil dalam organisai usaha tersebut baik yang berskala kecil ataupun yang besar tidak terdapat sebuah informasi terinci mengenai kondisi keuangan maka bisa dipastikan usaha tersebut akan menglami banyak kendala dan memungkinkan sekali usaha tersebut tidak akan berkembang, dikarenakan pemilik usaha tidak dapat mengontrol dan mengendalikan segala aktifitas keuangan, untuk apa uang tersebut dikeluarkan kapan terjadinya pembelian dan pejualan beserta dari mana uang kita dapatkan dan informasi lainnya yang berkaitan yang menyebabkan terjadinya perubahan keuangan baik itu menambah ataupun menguranginya.
Laporan keuangan merupakan senjata utama yang harus dimiliki oleh setiap organisasi perusahaan, dengan adanya bukti laporan keuangan yang tertulis maka kita selaku pengambil keputusan dalam sebuah organisasi dapat menentukan langkah apa selanjutnya yang harus diambil untuk mempertahankan menjaga serta meningkatkan eksistensi perusahaan atau organisasi apapun. Dengan bekal laporan keuangan kita dapat melangkah dengan tepat dengan menyesuaikan situasi dan kondisi lingkungan external dan internal organisasi tersebut.
Sehingga pelaksanaan laporan keuangan dalam kegiatan organisasi terdapat manfaat yang beraneka ragam sesuai dengan bentuk organisasi dan kebutuhannya.
2.Komponen / Pos – Pos Laporan Keuangan
- Neraca
Neraca adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan. Mengapa bukan berdasarka suatu kebutuhan. Kita ambil contoh, misalkan saya sebagai pemilik perusahaan atau penenanam modal dengan persentase kepemilikan sebesar 75% dari keseluruhan saham. Kemudian suatu hari saya membutuhkan laporan keuangan untuk keperluan pribadi. Padahal pada saat itu masih belum masuk dalam periode pencatatan neraca yang ditetapkan katakanlah masih dalam pertengahan bulan. Jadi permintaan saya tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pihak akuntan, karena masih belum ada data yang lengkap yang dijadikan sebagai sumber pembuatan laporan sehingga mereka tidak dapat membuat laporan keuangan tersebut (sebelum akhir periode) dan setelah data beserta informasi yang dibutuhkan oleh akuntan terkumpul semuanya. Maka dari itu pembuatan neraca tidaklah berdasarkan atas asas kebutuhan.
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, kwartal, atau tahunan).
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal yang dihubungkan dengan persamaan berikut :
aktiva = kewajiban + modal
Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.Kewajiban Lancar - kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
2.Kewajiban Jangka Panjang - kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pensiun, dll.
Dalam istilah akuntansi, kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara
Modal memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan akunting. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Jadi di bawah kata "modal" berarti cara produksi.
Aktifa atau aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aktiva dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal debit. Aktiva biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti :.
1.Aktiva lancar
Aktiva lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aktiva yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aktiva lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu laporan neraca, aktiva biasanya dikelompokkan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.Aktifa Tetap
Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aktiva berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aktiva tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Contoh aktiva tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dll. Aktiva tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aktiva tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
3.Aktiva tidak berwujud
Aktifa tidak berwujud (Inggris: intangible asset) adalah jenis aktiva yang tidak memiliki wujud fisik. Jenis utama aktiva tidak berwujud adalah hak cipta, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aktiva jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aktiva tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:
1.  Menuliskan nama perusahaan.
2.  Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
3.  Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
4.  Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1.Bentuk laporan Staffel yaitu dengan menyajikan aktiva, utang dan modal secara vertical.
2.Bentuk Scontro yaitu dengan menyajikan aktiva di sebelah kiri, sedangkan utang dan modal di sebelah kanan. Kedua bentuk diatas dapat dilihat contoh dibawah ini.
Bentuk neraca Staffel
PT. “………..”
N E R A C A
PERIODE YANG BERKHIR 31 DES 2009
===========================================================
Aktiva:
Aktiva Lancar
Kas xxx
Investasi Sementara xxx
Piutang Usaha xxx
-------+
Total Aktiva Lancar XXX
Aktiva Tetap
Tanah xxx
Bangunan xxx
Akum Dep. Bang (xxx)
---------+
Total Aktiva Tetap XXX
Akt. Tetap Tak Berwujud
Hak Patent xxx
Amortss Hak Patent (xxx)
Goodwill xxx
Amortisati Goodwill (xxx)
------+
Tot Aktiva Ttp Tak Berwujud XXX
----------+
Total Aktiva XXX
=====
Kewajiban:
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha xxx
Hutang Gaji xxx
Hutang Pajak xxx
-------+
T. Kewajiban Lancar XXX
Kewaj. Jk. Panjang
Obligasi xxx
H. Hipotik xxx
-------+
T. Kew Jk. Panj. XXX
Ekuitas
Modal Saham.Biasa xxx
Agio Saham,Biasa xxx
Laba Ditahan xxx
------+
Total Ekuitas XXX
-------+
T. Kewaj + Ekuitas XXX
=====
Neraca Bentuk Skontro
PT. “……”
N E R A C A
PERIODE YANG BERKHIR 31 DES 2009
===========================================================
Aktiva: Kewajiban:
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas xxx Hutang Usaha xxx
Inv. Sement. xxx Hutang Gaji xxx
Piut. Usaha xxx Hutang Pajak xxx
Persediaan xxx
-------+ -------+
Total A.L. XXX T.Kewajiban Lancar XXX
Aktiva Tetap Kewajiban Jk. Panjang
Tanah xxx Obligasi xxx
Bangunan xxx H. Hipotik xxx
Akum Dep. Bang (xxx)
---------+ -------+
T.Aktiva Ttp XXX T. Kew Jk. Panj. XXX
Akt. Tetap Tak Berwujud Ekuitas
Hak Patent xxx Modal Saham.Biasa xxx
Goodwill xxx Agio Saham,Biasa xxx
Laba Ditahan xxx
-------+ ------+
Total Attb XXX Total Ekuitas XXX
-----------+ ---------+
Total Aktiva XXX T. Kewaj+Ekuitas XXX
===== =====
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a.untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b.untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c.untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Setelah mempelajari uraian diatas maka dapat dibuat sebuah laporan neraca saldo yang benar dan dapat di pertangungjawabkan. Neraca yang dapat dipertanggung jawabkan adalah neraca yang nilainya benar dan sesuai antara bukti transaksi dan pencatatan, sehingga laporan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu alat penentu kebijakan dan keputusan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan oleh pihak akunting baik disebabkan karena human error ataupun dikarenakan kesalahan system yang digunakan sehingga menyababkan informasi yang diperoleh tidak tepat maka akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam contoh dibawah ini terdapat contoh perbedaan laporan neraca yang konsisten dan yang kurang konsisten.

Berdasarkan contoh di atas, seandainya laporan keuangann perusahaan konsisten maka, analisis current ratio (Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar) laporan tahunan 2000 akan menunjukkan 2:1 baik untuk laporan keuangan tahun 1999 maupun 2000. Untuk laporann tahunan 2001, jika perusahaan tidak konsisten dalam menyajikan aktiva lancar dan aktiva lain-lain (meskipun jumlah aktiva tidak berubah) maka analis akan membaca bahwa terjadi penurunan current ratio pada laporan tahunan 2001 dari 4:1 menjadi 2:1. Jika ketidakkonsistenan penyajian ini terjadi di banyak akun dalam laporan keuangan maka laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan publik akan menyesatkan pemakai laporan.
Laporan Laba / Rugi
Laporan laba/rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Biaya kesempatan atau biaya peluang itu sendiri merupakan biaya yang kita terima bila kita memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.
Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Kemudian Dalam istilah akuntansi, beban adalah pengurangan dari pendapatan yang akan menghasilkan laba bersih pada laporan laba/rugi. Pada kode perkiraan, beban biasanya merupakan jenis yang paling banyak jumlahnya, walaupun secara sederhana, beban dapat diklasifikasikan menjadi:
1.Perolehan pendapatan
2.Beban operasi/rutin
3.Beban lain-lain
Dapat juga beban diartiak sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya nilai aktiva atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Contoh yang termasuk dalam kategori beban/biaya adalah harga pokok (penjualan atau produksi/HPP), biaya pemasaran, biaya gaji karyawan, biaya penyusutan dan sejenisnya.Unsur-unsur laporan laba rugi biasanya terdiri dari :
Pendapatan dari penjualan
Dikurangi Biaya penjualan
Laba/rugi kotor
Dikurangi Biaya operasi
Laba/rugi operasi
Ditambah atau dikurangi Pendapatan/pengeluaran lain
Laba/rugi sebelum pajak
Dikurangi Biaya pajak
Laba/rugi bersih
Dalam penyusunan laporan laba rugi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan bentuk organisasi yang ada apakah itu perusahaan jasa, dagang atau manufaktur serta memperhatikan system akuntansi yang di pakai, akan tetapi secara umum penulisan dan pencatatan mengenai informasi apa saja yang dicantumkan dalam laporan laba rugi adalah sama. Dalam format penyusunannya tedapat dua bentuk yang dapat digunakan untuk menyajikannya, yang pertama adalah:
1.Single Step Yaitu bentuk laporan yang disusun dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi suatu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya yang terjadi dalam suatu periode. Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hannya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total penghasilan dengan total biaya. Selisih positif antara kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah penghasilan bersih atau laba, sedangkan jika selisih tsb negative disebut dengan rugi. Dibawah ini contoh pelaporan laba rugi dengan metode single step.
PT. ------------
LAPORAN LABA RUGI
Periode Desember 2009
Pendapatan
Pendapatan usaha
Pendapatan lain lain
Total pendapatan
Beban
Harga pokok penjualan
Beban penjualan
Beban administrasi
Beban bunga
Total beban
Laba bersih

xxxxx
xxxxx
XXXX

xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
XXXX
XXXXX
2. Muliple Step Yaitu bentuk laporan yang disusun secara bertahap penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan ukuran aktivitas yaitu kegiatan usaha diluar usaha dan luar biasa. Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran, gempa, dan sebagainya perusahaan dapat menganut salah satu dari 2 perlakuan metode berikut ini:
1.All Inclusive
Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tsb dapat disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi net income yang ditransfer dari laporan rugi laba deklarasi (pembayaran dividend), penyisihan dari laba (appropriation of retained earning).
2.Current Operating Performance
Pecatatan kerugian dari pos luar biasa tidak boleh disajikan dalam laporan laba rugi melainkan disajikan dalam laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal maka laporan laba rugi hanya menentukan hasil dari operasi normal periode tersebut.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat contoh bentuk penulisan laporan laba / rugi yang sesuai dengan penjelasan di atas. Yaitu metode penyajian untuk laporan pos – pos luar biasa karena bencana alam sepertihalnya gempa bumi banjir dan lain sebagainya. Metode yang digunakan adalah all inclusive dan current operating performent, seperti contoh di bawah ini
Laba/Rugi “ALL INCLUSIVE-SINGLE STEPS”
PT.”……..”
LAPORAN LABA/RUGI
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
Penghasilan:
Pendapatan usaha xxxx
Pend. Lain-Lain xxxx
Pend. Luar Biasa xxxx
----------+
Total Penghasilan xxxxx
Beban-Beban:
Beban Pokok usaha xxxx
Beban Operasi xxxx
Beban Lain-Lain xxxx
Beban Luar Biasa xxxx
----------+
Total Beban (xxxx)
------------+
Laba Bersih Sebelum Pajak xxxx
Pajak (xxxx)
------------+
Laba Bersih Setelah Pajak XXXX

Laba/Rugi “ALL INCLUSIVE,MULTIPLE STEPS”
PT.”….……”
LAPORAN LABA/RUGI
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
Pendapatan xxxx
Pendapatan lain - lain (xxxx)
---------+
Pendapatan bersih xxxx
Beban Pokok usaha (xxx)
---------+
Laba Kotor XXXX
Beban Operasi:
-Beban usaha xxxx
-Beban Gaji xxxx
-Beban Umum xxxx
-Beban Depresiasi xxxx
---------+
Total Beban Operasi (XXX)
-----------+
Laba Bersih Usaha XXX
Laba/Rugi Lain-Lain:
-Laba Penjualan A.T. xxxx
-Beban Bunga (xxx)
-Beban Sewa (xxx)
---------+
Total Laba/Rugilain-Lain (XXX)
------------+
Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa XXX
Pos Luar Biasa:
-Laba Ass. Banjir xxxx
-Rugi Kebakaran (xxx)
--------+
Total Pos Luar Biasa (xxx)+/-
----------------+
Laba Sebelum Pajak xxxx
Pajak (xxx)
------------+
Laba Bersih Setelah Pajak XXXX
catatan: Bila menggunakan metode “CURRENT OPERATING PERFORMANCE” maka laporan laba/rugi tidak ada akun pos luar biasa.

Arus Kas
Laporan arus kas ini sangat berguna untuk pengambilan keputusan terutama dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola dana keuangan dan juga berguna untuk menganalisa laporan keuangan. Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk :
1.Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang
2.Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.
3.Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
4.Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu peridoe tertentu.
Kemudina dengan adanya Laporan Laba/Rugi dan Neraca, kita bisa mengetahui posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (dilihat dari Neraca) dan mengetahui hasil aktivitas usaha (Laba atau Rugi) perusahaan untuk periode tertentu. Akan tetapi karena laporan keuangan sebagian besar menganut sistem accrual (pendapatan dan cost/biaya diakui pada saat transaksi terjadi meskipun realisasi kas belum terjadi). Maka perlu dilakukan pencatatan berupa rincian pengunaan dan
Adapun fungsi arus kas adalah untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan, sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas di masa yang akan datang (tingkat liquiditas). Termasuk juga untuk mengetahui potensi kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas(pembagian dividen), Bukankah saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca ? Benar, tetapi dari neraca, belum tergambar secara terperinci, mengenai:

(-) Dari aktivitas apa saja kas dihasilkan ?
(-) Untuk aktivitas apa saja kas dikeluarkan ?
Untuk hal – hal tersebutlah Laporan Arus Kas diperlukan. Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat dua cara yang dapat dilakukan yang pertama adalah indirect method dan kedua adalah direct method. Pada dasarnya elemen – elemen yang membentuk kedua metode tersebut adalah sama. Realisasi Kas (kas masuk/keluar) dikelompokkan ke dalam tiga jenis aktifitas, yang selanjutnya menjadi elemen Laporan Arus Kas, yaitu :
a. Aktifitas Operasi (Operating Activities)
Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang biasa disebut operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi perusahaan.
Adapun arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasi mencakup antara lain: Contoh kas masuk dari kegiatan operasional adalah :
a.Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya.
b.Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam kelompok investigasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima dari tuntutan di pengadilan , klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier.
Contoh kas keluar dari kegiatan operasional adalah :
a.Arus kas yang keluar untuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan pengeluaran operasi lainnya.
b.Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau dijual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang kepada supplier barang tadi.
c.Pembayaran kas kepada suplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi barang dan jasa.
d.Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda, dan lain-lain.
e.Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dan kepada langganan dan sumbangan.
b. Aktifitas Investasi (Investing Activities)
Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi. Kegiatan yang digolongkan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan aktifitas pembelian / penjualan aktiva perusahaan, penerimaan / pengeluaran kas terkait dengan piutang perusahaan dengan entitas lain.
Adapun arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini antara lain meliputi :
a. Arus kas masuk berasal dari penjualan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang, penjualan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain dan penagihan uang pokok pinjaman yang diberikan perusahaan.
b. Arus kas keluar untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan, perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, pemberian pinjaman pada pihak lain.
c. Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)
Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari penerbitan saham atau instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam kelompok ini.


Arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini meliputi, antara lain :
a. Arus kas masuk dari penjualan saham atau instrumen modal lainnya, dan penerbitan obligasi, wesel, hipotek, serta pinjaman lainnya.
b. Arus kas keluar untuk pembayaran deviden, pembelian saham perusahaan, pelunasan pokok pinjaman, dan pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.
Untuk lebih jelasnya adapat diperhatiakn dalam bentuk penyusunaa dibawah ini.
OPERASI
Arus kas masuk
Dari penjualan barang dan jasa
Dari pengembalian atas pinjaman (bunga) dan sekuritas Pos-pos
Ekuitas (deviden) Laporan
Arus kas keluar Laba-Rugi
Kepada pemasok persediaan
Kepada karyawan untuk jasa yang diberikan
Kepada pemerintah untuk membayar pajak
Kepada kreditor untuk membayar bunga
Kepada pihak lain untuk membayar beban
INVESTASI
Arus kas masuk
Dari penjualan property, pabrik dan peralatan
Dari penjualan sekuritas hutang atau ekuitas entitas lain Umumnya
Dari penagihan pokok pinjaman yang diberikan kepada Pos-pos
entitas lain Aktiva Jangka Panjang
Arus kas keluar
Untuk membeli properti, pabrik dan peralatan
Untuk membeli sekuritas hutang atau ekuitas entitas lain
Untuk memberikan pinjaman kepada entitas lain
PEMBIAYAAN
Arus kas masuk
Dari penjualan sekuritas ekuitas
Dari penerbitan hutang (obligasi dan wesel) Umumnya Pos-
Arus kas keluar pos kewajiban
Kepada pemegang saham sebagai deviden Jangka Panjang
Untuk melunasi hutang jangka panjang atau dan Ekuitas
memperoleh kembali modal saham
Untuk membuat Laporan Arus Kas dengan metode indirect diperlukan sumber data sebagai berikut :
(-) Laporan Laba Rugi Tahun Berjalan (Current Book)
(-) Neraca Perbandingan Tahun Berjalan dengan Neraca tahun sebelumnya
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca.
Kemudian yang kedua adalah Laporan Arus Kas dengan Direct Method. Adapun sumber data yang diperlukan untuk mencatat laporan dengan metode direct adalah :
(-) Semua Buku Kas Bank ( Jika ada lebih dari satu bank maka dipakai semua)
(-) Buku Kas Kecil (Petty Cash)
Metode langsung atau direct mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan dan pembayaran aktual dari kas. Jadi, metode langsung memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual, oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci.
Jadi yang membedakan antara kedua metode diatas adalah sumber data yang digunakan sebagai informasi pencatatan berserta langkah langkah penulisannya. Jadi dengan mengetahui aliran arus kas maka akan menjawab pertanyaan berikut.
- Darimana uang kas selama periode tersebut?
- Berapakah uang kas yang digunakan selama periode tersebut?
- Untuk apa sajakah uang kas tersebut?
- Berapakah perubahan dalam saldo kas selama periode tersebut?
Penyusunan Laporan Arus Kas Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok:
1. Menentukan perubahan dalam kas
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Catatan Atas Laporan Keuangan.
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang menjelaskan berbagai kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos laporan keuangan yang disajikan pada Laporan Realisasai Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca dan berbagai informasi tambahan yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan ini juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya yang terdiri dari Laporan Realisasai Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca. Informasi yang disajikan dalam ketiga laporan tersebut harus secara bersama-sama dengan informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga. 
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi. Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi. Laporan perubahan modal perlu disajikan, dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat dari hak kepemilikan (modal) selama satu periode akuntansi. Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
modal awal
laba atau rugi
pengambilan pribadi
setoran pribadi dan modal akhir.




Laporan Perubahan Modal
Periode 31 desember 2009






Modal Awal


XXXX

Laba(+)

xxxx



Prive (-)

xxxx



Setoran Pribadi (+)

xxxx



Total Laba / prive


XXXX


Modal Akhir Periode

XXXX


VI.Analisa Laporan Keuangan
1.Pengertian dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan menurut beberapa ahli adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983)”.
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya tujuan dari analisa laporan keuangan yang dilakukan, dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progres report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Adapun sifat dari laporan keuangan dimaksud adalah menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data yang merupakan hasil kombinasi antara : Fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulated) serta pendapat pribadi (personal judgement). Data keuangan tersebut akan lebih berarti lagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila di analisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh informasi yang dapat mendukung keputusan-keputusan yang akan diambil dikemudian hari.
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut :
Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
Forcasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasakah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.
Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain Understanding
2.Manfaat Analisa Laporan Keuangan
Dengan tercapainya tujuan tersebut diatas maka dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan pengguna laporan keungan. Yaitu dapat diberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:.Posisi keuangan (Asset, Neraca, dan Modal) Hasil usaha perusahaan (hasil dan Biaya) Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Rentabilitas dan Profitabilitas Indikator Pasar Modal.
Dapat Menilai perkembangan dari waktu ke waktu komposisi struktur keuangan, arus dana serta keberadaannya.
3.Prosedur Analisa
Hasil analisis laporan keuangan dari suatu perusahaan harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Harus diakui bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tidak atau belum ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industri, perdagangan hingga ke industri pasar modal, sehingga klasifikasi dari pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain.
Untuk itulah perlunya mencermati sisi-sisi perbedaan yang biasanya muncul dalam melakukan analisis laporan keuangan yang biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah :
a. Laporan keuangan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan manajemen atau maksud pengguna laporan tersebut, misalnya untuk tujuan intern atau untuk tujuan perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak (kemungkinan adanya laba yang disembunyikan), juga akan berbeda dengan lapoan yang ditujukan untuk para kreditor atau calon kreditor dimana untuk tujuan kreditor ini akan dotonjolkan tingkat likwiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan;
b. Perbedaan pendapat diantara penyusun laporan keuangan dimaksud, misalnya : perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk perbaikan mesin yang harus dikapitalisir, taksiran umur suatu aktiva tetap dll;
c. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman diantara akuntan yang menyusun laporan keuangan tersebut. Misalnya : akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan sistem akuntansi secara continental (rekening stelsel) dengan akuntan yang memperoleh pengetahuan akuntansinya secara anglo saxon (accounting), maka sudah barang tentu bentuk dan susunan laporannya juga akan berbeda pula;
d. Ada kalanya menjumpai kegagalan dalam mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) ataupun klasifikasi terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan.
Untuk itulah prosedur yang harus dilalui oleh setiap analis sebelum melakukan perhitungan-perhitungan adalah dengan terlebih dahulu melihat, mempelajari dan mereview secara menyeluruh atas laporan keuangan dimaksud dan jika perlu bisa dilakukan penyusunan kembali (reconstruction) sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisis. Dengan demikian analis akan terbantu dalam melakukan dan mengadakan perhitungan-perhitungan, analisis dan interpretasi yang ditunjang dengan menggunakan metode serta tehnik analisis yang tepat sesuai dengan tujuan analisis itu sendiri.
4. Metode dan Teknik Analisa
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
1.Analisa Horisontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis.
2.Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.Analisa perbandingan laporan keuangan
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, yaitu : metode atau tehnik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah;
b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah;
c. kenaikan atau penurunan dalam prosentase;
d. perbandingan yang dinyatakan dengan ratio;
e. prosentase dari total.
Analisis dengan menggunakan metode ini akan diketahui perubahan-perubahan yang akan terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan evaluasi serta penelitian lebih lanjut.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), yaitu suatu metode dan tehnik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common-size statement, yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6. Analisis ratio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8. Analisis Break-Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Metode dan tehnik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II
Tujuan Perusahaan

II.I. Tujuan Perusahaan
1.Nama dan Alamat Perusahaan.
Dalam pembuatan tugas ini kami memilih sebuah perusahaan home industri yang berskala menengah kebawah, jadi perusahaan ini masih belum memiliki badan usaha yang tercatat dalam catatan pemerintahan, mengenai nama perusahaan nama sang pemilik sendirilah yang dijadikan sebagai nama perusahaan. Yaitu ibu “Aminah” jadi nama pemilik itu sendiri yang dijadikan sebagai nama perusahaan. Usaha yang dijalankan Ibu Aminah yang dimulai sejak tahun 1990-an berada tidak jauh dari tempat tinggalnya, jadi tempat produksi masih dalam satu area tempat tinggalnya. Tapatnya berada di desa Bendiljati Kulon Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung. Pada saat awal mula pembukaan usaha Ibu Aminah langsung memilih area disekitar rumah dengan alasan lebih mudah untuk mengawasi operasional perusahaan dan juga karena keterbatasan modal yang dimiliki.

2.Nama Pemilik Perusahaan
Seperti hal tersebut diatas nama perusahaan diambil dari nama pemilik perusahaan yaitu Ibu Aminah. Sejak awal produksi usaha yang dijalankan oleh Ibu Aminah sudah dikenal dengan sebutan namanya sehingga sampai sekarang.

3.Jenis Usaha Perusahaan
Usaha yang rilis oleh Ibu Aminah sejak tahun 90-an bergerak dibidang manufaktur yaitu mengolah bahan mentah berupa tebu dan kemudian diolah menjadi gula batu atau gula merah (gula tebu). aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur sekurang-kurangnya mempunyai tiga kegiatan utama yaitu:
1. Kegiatan untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.
2. Kegiatan pengolahan/pabrikasi/perakitan atas bahan baku menjadi barang jadi.
3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.
Kegiatan atau proses input yang terjasi dalam perusahaan milik Ibu aminah adalah bahan baku berupa pohon tebu yang diperolah dari supplier atau langsung dari para petani. Kemudian kegiatan yang kedua adalah tahap pengolahan yang mana pengolahannya dilakukan secara tradisional dengan sedikit bantuan tenaga mesin dan didominasi oleh tenaga manusia. Dan yang terakhir adalah pemasaran barang jadi kepada konsumen. Jenis usaha yang dijalnkan ole Ibu Aminah bisa dikatakan paling populer dikalangan masyarakat sekitar, karena usaha ini memiliki peluang yang cukup besar, sehingga banyak pesaing baru yang ikut menjalakn usaha ini. Meskipun begitu mereka tetap menjaga keberadaan masing – masing pemilik perusahaan, dengan cara malakukan persaingan secara sehat dan profesional dengan tidak saling menjatuhkan satu sama lain.

4.Permodalan
Pembangunan perusahaan yang dikelola Ibu Aminah bermodalkan atas modal sendiri, jadi seluruh modal awal usaha yang dikeluarkan berasal dari modal sendiri yang didapatkan dari penjualan sebagian dari lahan / tanah yang dimiliki Ibu Aminah. Modal awal yang dikeluarkan kurang lebih 25 juta rupiah yang di alokasikan untuk pembiayaan pembangunan tempat atau area produksi dan pembelian mesin beserta peralatan. Setelah kegiatan usaha berjalan kurun waktu 5 tahun Ibu Aminah memutuskan untuk menambah modal usaha sebesar 25 juta rupiah yang digunakan untuk pembelian lahan baru sebagai tempat penyimpanan limbah produksi. Jadi total modal usaha sendiri selama beroperasi 5 tahun sebesar 50 juta rupiah.
Kemudian 3 tahun kedepan Ibu Aminah menambah modal usaha untuk pembelian kendaraan sebesar 15 juta rupiah. Sehingga total modal usaha sebesar 75 juta rupiah. Dan sampai sekarang Ibu Aminah belum menambah kembali modal usahanya.

5.Asosiasi Bisnis Yang Dijalankan
Sehubungan dengan badan usaha yang masih berbentuk perorangan dengan kepemilikan saham sendiri, perusahaan ini belum mengikuti perhimpunan atau persahabatan secara resmi yang di korordinasi oleh pemerintah atau lembaga gabungan lain yang bersifat resmi dan formal. Akan tetapi para pengusaha gula di masyarakat sekitar termasuk Ibu Aminah memiliki sebuah wadah organisasi yang tujuan utamanya adalah menjaga hubungan pengusaha satu dengan yang lainnya agar tetap dapat menjalankan operasional perusahaan serta menyeimbangkan harga jual barang produksi, sehingga harga jual antara satu perusahaan dengan yang lain tidak ada perbedaan yang mencolok. Yang akhirnya para pelanggan dari masing – masing perusahaan tetap mengambil barang prosuksi dari produennya. Jadi keberadaan asosiasi bisnis yang dijalankan oleh Ibu Aminah ini bersifat intern di wilayah tersebut.

6.Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
Sebuah perusahaan atau organisasi apuapun terbetuk atas sistem – sistem yang kemudian mengintegrasi kedalam struktur - struktur yang terinci sehingga membentuk sebuah organisasi. Secara umum struktur organisasi pada perusahaan manufaktur terdirir dari divisi ppic, edp, maintenance, forming, marketing, finance dan accounting danlain sebagainya. Akan tetapi perlu diingat bentuk dan struktur organisasi yang dijalankan tergantung menejemen masing – masing perusahaan dan disesuaikan dengan kebutuhan . Jadi tiap – tiap perusahaan pasti ada ketidak samaan antara satu perusahaan dengan yang lainnya. Mengenai struktur organisasi yang dijalankan oleh Ibu Aminah menggunakan system langsung, jadi dari pemilik perusahan langsung turun kekaryawan sehingga tidak ada sub atau divisi dibawah pemilik perusahaan. Jadi mengenai apa saja yang berkaitan dengan opersional perusahaan langsung di tangani oleh pemilik mulai dari produktifitas, keuangan, pemasaran danlan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi yang ada dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.







Segala aktifitas perusahaan langsung berada di bawah komando Ibu Aminah sendiri, untuk job deskripsi karyawan di bagi kedalam dua bagian. Yang pertama yaitu bagian penggilingan, bagian ini bertugas untuk menggiling tebu dengan masukkan tebu kedalam mesin penggilingan. Bagian ini cukup dilakukan oleh satu orang karyawan saja, akan tetapi apabila terjadi peningakatan produksi karena adanya pesanan maka perlu dilakukan penambahan satu orang karyawan lagi.
Kemudian yang kedua bagian pengolahan, bagian ini mengolah bahan baku tebu yang sudah di giling berupa cairan kemudian diolah sampai ketahap akhir dankmenjadi gula siap jual.

II.Siklus / Proses Akuntansi Keuangan Perusahaan
1.Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi adalah kegiatan bertahap yang harus di lalui dalam proses akuntansi yang  berjalan terus menerus dan berulang. Siklus akuntansi tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
1.Pengidentifikasian
2.Pencatatan
3.Penggolongan
4.Pengikhtisaran
5.Penyusunan Laporan
Untuk lebih jelasnya makan siklus akuntansi tersebut digambarkan melalui bagan berikut ini:

Siklus akuntasi yang terjadi dalam sebuah organisasi memiliki karakter yang berbeda – beda akan tetapi pada umumnya alur yang digunakan adalah seperti hal tersebut diatas. Jadi proses yang pertamam kali dilakukana adalah melakukan identifikasi yaitu mengidentifikasi bentuk organisasi yang dijalankan, dengan mempelajari sistem akuntansi yang anut beserta komponen – komponen yang membentuknya. Dengan melakukan identifikasi kita akan mengetahui unsur - unsur apa yang ada di dalam organisasi tersebut. Sehingga akan memudahakan dalam malakukan pencatatan laporan akuntansinya. Kemudian fase yang kedua yaitu proses pencatatan yang akan lebih lanjut dibahas dalam bab di bawah ini.

2.Fase Pencatatan / Recording Fase
Dalam tahapan pencatatan hal terpenting yang perlu di perhatikan adalah melakukan pengecekan terhadap data atau bukti transaksi yang dilakukan. Karena apabila dalam fase ini terjadi kekeliruan atau salah materi yang di inputkan maka akan menyebabkan kesalahan pada fase selanjutnya. Tentunya akan menyebabkan penurunan kinerja, pemborosan waktu dan sumberdaya lain karena harus melakukan pengecekan ulang dimana letak kesalahannya. Berikut macam – macam bukti pencatatan.
A.Bukti transaksi Intern
Bukti trasaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh intern dan diabuat untuk intern perusahaan. Bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan Ibu Aminah menggunakan model sperti dibawah ini :
1.Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara tunai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh sibawah ini:

2.Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya. Untuk lebih memahami, coba Anda perhatikan contoh di bawah ini.

Ibu Aminah  
BUKTI KAS KELUAR
 KK-No:
Jl. Raya Bnedil Jati Kulon No. 45

Kec. Sumbergempol Tulungagung


Di Bayar kepada :

Jumlah Uang :

Untuk :

Terbilang :


Jumlah :


Tulungagung , , 2009

Yang menerima



( Aminah )

3.Memo
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan. Dalam perusahaan milik Ibu Aminah tidak ada Bukti transaksi berupa memo. Karena lingkup dan struktur orgasnisasi yang dijalankan relatif kecil, sehingga tidak membutuhkan form memo karena semua aktfitas perusahaan ditangani sendiri oleh Ibu Aminah. Jadi apabila ada transaksi baru Ibu Aminah langsung mencatatnya kedalam buku catatannya. Dan apabila menggunakan memo malah akan menyulitkan Ibu Aminah dalam operasionalnya. Akan tetapi dibawah ini terdapat contoh form memo yang diambil dari perusahan lain.


B.Bukti Transaksi Ekstern
Setelah Anda mempelajari bukti transaksi intern barangkali telah memahaminya, mari kita lanjutkan materi kita yang berhubungan dengan bukti transaksi ekstern. Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit dan cek. Baiklah akan kita bahas apa pengertian dari bukti transaksi ekstern tersebut dan akan saya berikan contoh-contohnya.
1.Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual faktur yang diterima disebut faktur penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan lembaran ketiga untuk arsip. Dibawah ini contoh faktur penjualan yang digunakan oleh Ibu Aminah.
Ibu Aminah

No. Faktur :
Jl. Raya Bnedil Jati Kulon No. 45

Kepada : 
Kec. Sumbergempol Tulungagung




FAKTUR

Nama Barang
Jumlah Barang
Satuan
Harga/Kg
Total
Gula Merah
10
ton
4500
45000000





Total
45000000



Hormat Kami, 

Tulungagung , , 2009





(Aminah) 
2.Kuitansi
Yang dimaksud dengan kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut. Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang. Untuk lebih memahami, dapat dilihat dalam contoh di bawah ini.






Kwitansi dan tanda terima

No :

No :

Terima dari :

Terima dari :

Terima dari :

Uang Sejumlah :

Terima dari :

Untuk Pembayaran:


jumlah :

jumlah :



Tulungagung , , 2009



(Aminah)
3.Nota
Apa yang dimaksud dengan nota? Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang atau produsen dalam perusahaan manufaktur dan kemudian diberikan kepada pembeli atau pelanggan. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual. Akan dalam perusahaan yang besar nota minimal rangkap empat, yang mana lembar pertama untuk bagian maketing kedua untuk bagian PPIC ketiga untuk bagian arsip dan yang terakhir untuk diberikan kepada pelanggan. Tiap perusahaan memiliki perbedaan menganai jumlah rangkap nota hal tersebut ditentukan oleh kebutuhan dan sistem yang dianut. Ada dua bentuk nota yaitu nota krredit dan nota debet. Dibawah ini contoh nota cash yang ada pada perusahaan Ibu Aminah.














4.Nota Debet
Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan karena berbagai hal. Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi. Dibawah ini contoh nota debet sebab adanya retur barang yang tidak sesuain dengan pesanan.
Ibu Aminah
Jl. Raya Bnedil Jati Kulon No. 45
Kec. Sumbergempol Tulungagung
Tulungagung , , 2009


Kepada :

Tuan XX

Jl. XX

Nota Debet

Di kirim kembali 5 ton gula, karena tidak sesuai dengan pesanan -
Pada Nota No. XX. Dengan pesanan seharga Rp. XXX dan rekening telah di debet.




Hormat Kami,






(Aminah)



5.Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.
Ibu Aminah
Jl. Raya Bnedil Jati Kulon No. 45
Kec. Sumbergempol Tulungagung
Tulungagung , , 2009


Kepada :

Tuan XXX

Jl. XXX

Nota Kredit

Di terima kembali 5 ton gula, karena tidak sesuai dengan pesanan -
Pada Nota No. XXX. Dengan pesanan seharga Rp. XXX dan rekening telah di debet.












Hormat Kami,






(Aminah)


6.Cek
Yang dimaksud dengan cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:
Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.
Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.

Contoh cek
Setelah melakukan pencatatan yang diperoleh dari bukti transaksi selanjutnya adalah menjurnalnya, jurnal adalah catatan secara sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi finansial dengan menyebutkan perkiraan yang akan didebet dan dikredit, jumlah dan keterangan ringkas. Jurnal merupakan catatan transaksi finansial yang pertama karena itu disebut juga sebagai catatan yang asli (book of original entry). Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal ini adalah sumber informasi untuk berbagai keperluan dalam proses akuntansi khususnya. Dalam pencatatannya ada dua macam jurnal yaitu jurnal umum dan jurnal khusus, jurnal umum itu sendiri adalah bentuk jurnal yang terdiri atas dua kolom. Jurnal umum dapat digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus. Sebagai contoh, jurnal umum dapat digunakan untuk mencatat penyesuaian pembukuan, penutupan pembukuan, penutup pembukuan, koreksi, dan transaksi-transaksi lainnya tidak dapat di jurnal khusus.
Pembukuan dari jurnal umum ke buku besar dapat dilakukan secara bulanan atau harian, tergantung pada jumlah transaksi yang dicatat dalam jurnalumum setiap bulannya. Apabila jumlahnya transaksi yang dicatat dalam jurnal umum tidak terlampau banyak, maka pembukuan di buku besardapat dilakukan setiap akhir bulan bersama-sama dengan pembukuan dari jurnal-jurnal khusus. Akan tetapi jika jumlah transaksi yang dicatat dalam jurnal umum cukup banyak, maka pembukuan dapat dilakukan secara harian.
Sedankan jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat kelompok transaksi-transaksi yang sejenis. Pengelompokan transaksi-transaksi yang sejenis bergantung pada aktivitas perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, kebanyakan transaksi dalam perusahaan dagang dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu penjualan secara kredit, pembelian secara kredit, dan pengeluaran kas. Apabila untuk tiap kelompok transaksi digunakan jurnal khusus, maka jurnal yang disediakan terdiri atas:
- Jurnal Penjualan (untuk mencatat penjualan secara kredit).
Jurnal Penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit .Penjualan secara tunai biasanya tidak dicatat dalam jurnal ini karena dalam transaksi penjualan tunai terjadi penerimaan kas, sehingga penjualan tunai biasanya dicatat dalam Jurnal Penjualan Kas.
- Jurnal Pembelian (untuk mencatat pembelian secara kredit).
Jurnal pembelian adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit. Jurnal pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom jumlah rupiah. Akan tetapi jurnal pembelian dapat juga dirancang untuk mencatat pembelian perlengkapan (tidak hanya mencatat pembelian barang dagangan).
- Jurnal Penerimaan Kas (untuk mencatat penerimaan kas).
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang disediakan khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Untuk menghemat waktu pencatatan, maka jurnal ini dirancang dengan menyediakan sejumlah kolom dan hanya total rupiah setiap kolom yang akan dibukukan ke buku besar. Penyediaan sejumlah kolom ini diperlukan, karena apabila transaksi penerimaan kas berasal dari berbagai sumber, maka pengkreditan harus dilakukan pada beberapa buah rekening.
Jurnal Pengeluaran Kas (untuk mencatat pengeluaran kas).
Jurnal pengeluaran kas adaalah jurnal yang khusus disediakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas. Seperti halnya jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas juga mempunyai sejumlah kolom rupiah, sehingga transaksi yang terjadi berulang-ulang tidak perlu dibukukan satu demi satu, melainkan jumlah totalnya pada setiap akhir bulan.
Meskipun telah disediakan jurnal khusus, perusahaan tetap membutuhkan Jurnal Umum yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat di dalam jurnal khusus, dan juga untuk keperluan membuat jurnal penyesuaian, penutup, dan koreksi pembukuan. Jurnal umum kadang – kadang disebut juga buku memorial atau jurnal standar, digambarkan seperti contoh di bawah ini :
Jurnal umum
Tgl. Akun ref. Debet Kredit
- biaya penyusutan peralatan 1000,-
akumulasi penyusutan peralatan 1000,-
- biaya perlengkapan 2000,-
perlengkapan 2000,-
Jadi jurnal dibuat setelah ada pencatatan bukti transaksi. Penulisan jurnal umum pada kolom Tanggal diisi tanggal terjadinya transaksi secara kronologis (menurut urutan waktu), kolom Akun diisi dengan nama akun yang harus di debet dan akun yang harus di kredit akibat terjadinya transaksi. Akun yang harus di debet ditulis lebih dahulu, jumlahnya ditulis di kolom debet. Akun yang harus di kredit biasanya ditulis agak ke kanan pada baris berikutnya, jumlah ditulis di kolom kredit. Kolom referensi (Ref) diisi nomor kode akun buku besar sebagai tempat pemindahbukuan data yang bersangkutan. Kolom ini diisi pada saat data pos jurnal yang bersangkutan dipindahkan (posting) ke buku besar. Kolom Debit/ Kredit diisi dengan sejumlah nilai/angka yang di debit atau di Kredit sesuai dengan transaksi yang terjadi.
Untuk lebih memudahkan untuk melakukan analisa apabila terjadi satu kesalahan dalam saat proses pencatatan maka langkah selanjutnya adalah menggolongkan atau mengklasifikasi setiap akun yang tercatat kedalam buku besar. Disini akan sedikit dibahas mengenai buku besar, untu lebih jelasnya akan dibahas dalam bab selanjutnya mengenai laporan keuangan sub bab tata perkiraan.
Buku Besar adalah pusat dari pencatatan perusahaan dari semua transaksi yang muncul. Terbentuk melalui penempatan transaksi dari jurnal umum yang merupakan ringkasan dari semua jurnal pembantu. Ada beberapa cara untuk menuliskan pelaporan buku besar. Dibawah ini penulisan buku besar dengan bentuk T.
Nama akun
Debit Kredit

Tgl Ketertangan


3.Fase Pengikhtisaran / Summarizing Phase
Neraca Saldo
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh akun/perkiraan Buku Besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Bentuk penulisan neraca saldo dapt dilihat dalam contoh di bawah ini :

Nama Akun
No. Akun
Debet
Kredit
 
 
 
 
 
 
 
 




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
- Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain. Saldo akun yang perlu disesuaikan adalah :
1. Penyusutan / depresiasi aset tetap
Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk menyusutkan aset tetap, salah satunya adalah metode garis lurus.
Sebuah mobil seharga Rp 90.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya adalah 10 tahun, apabila disusutkan menggunakan metode garis lurus maka beban depresiasinya per tahun adalah: 90.000.000 = Rp 9.000.000; per tahun 10 Jurnal untuk mencatat beban depresiasi tersebut adalah:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
13/02/2009
Beban Depresiasi
 
9000000
 
 
Akumulasi Pentusutan
 
 
9000000
 
kendaraan
 
 
 
 
 
 
 
 

2.Beban dibayar di muka
Contoh : Perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 750.000 untuk masa 3 tahun yaitu tahun 2002 s/d 2004. Asumsi pecatatan awal dengan pendekatan beban. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
13/05/2009
Asurasni Di bayar dimuka
 
500000
 
 
Beban Asuransi
 
 
500000
 

 
 
 

3. Beban yang masih harus dibayar
Contoh : Suatu perusahaan membayar gaji karyawan setiap awal bulan sebesar Rp 2.000.000; (gaji dibayar di muka) Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:



4. Pendapatan diterima di muka
Contoh : Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel menerima pembayaran dari tamu hotel sebesar Rp 750.000 untuk 5 hari. Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
13/17/2009
Pendapatan
 
1000000
 
 
Pedapatan diteriam
 
 
1000000
 
dimuka
 
 
 
 
 
 
 
 

5. Piutang Pendapatan
Contoh : Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar sebesar Rp 500.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check out. Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
13/15/2009
Piutang Pendapatan
 
1500000
 
 
Pedapatan
 
 
1500000
 

 
 
 

Jurnal Penutup
Akun pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu bersaldo nol.
Begitu juga dengan akun prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.;
Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal umum yang disebut dengan jurnal penutup. Setelah selesai jurnal penutup kemudian diposting (dipindahbukukan) ke dalam buku besar yang sesuai. Sehingga akun buku besar nominal akan benar-benar bersaldo nol.
Jadi jurnal penutup adalah pencatatan pemindahan saldo akun nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal melalui ikhtisar laba/rugi, serta pemindahan saldo akun prive ke akun modal. Dengan demikian fungsi jurnal penutup adalah:
a.Menghitung jumlah laba/rugi dari akun pendapatan dan beban.
b.Memindahkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya.
c.Menghitung modal akhir periode.
Dalam perusahaan perseorangan atau sebuah badan usaha yang modalnya berasal dari satu orang pemilik. Dalam perusahaan perseorangan hanya terdapat satu rekening modal. Dalam perusahaan perseorangan pemilik sering melakukan pengambilan atau pemakaian kekayaan perusahaan (uang atau barang) untuk keperluan pribadi / prive. Data untuk penutupan buku dapat diambil dari kolom 7 dan 8 neraca lajur (kolom rugi-laba).
Akun mana saja yang perlu ditutup? Sebagaimana yang telah di ketahui sebelumnya bahwa ada beberapa akun yang biasanya perlu ditutup pada akhir periode, yaitu:
a. Akun pendapatan.
b. Akun beban.
c. Akun ikhtisar laba/rugi atau saldo laba/saldo rugi.
d. Akun prive.
Contohnya:
a.
Akun Pendapatan (bersaldo kredit)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka akun Pendapatan dicatat sebagai berikut:

Pendapatan
Xxxx


Ikhtisar Laba/Rugi

Xxxx
b.
Akun Beban (bersaldo debet)
Bila ditutup ke akun Ikhtisar Laba/Rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Ikhtisar Laba/Rugi
Xxxx


Beban

Xxxx
c.
Akun Ikhtisar Laba/Rugi atau Saldo Laba/Saldo Rugi
Bila diketahui ada saldo rugi, maka dicatat sebagai berikut:

Modal
Xxxx


Saldo Rugi

xxxx
Sebaliknya bila diketahui terdapat saldo laba, maka dicatat:

Saldo Laba
Xxxx


Modal

Xxxx
d.
Akun Prive (bersaldo debet)
Akun Prive ditutup ke akun Modal dan dicatat sebagai berikut:

Modal
Xxxx


Prive

Xxxx
Menutup Buku Besar
Pada akhir periode, angka-angka rupiah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit semua rekening buku besar dijumlahkan, dan setelah jurnal penutup dibukukan, maka rekening nominal akan seimbang. Jumlah sisi debet dan sisi kredit yang seimbang tersebut diberi garis dobel yang menunjukkan bahwa penggunaan rekening tersebut pada periode yang bersangkutan telah berakhir dan siap digunakan kembali pada periode berikutnya. Berikut bentuk umum penulisan penutupan buku besar,
Perusahaan Ibu Aminah
(Nama Akun) Gaji Karyawan
Tgl
Ref
Keterangan
Debet
Tgl
Ref
Keterangan
Kredit
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca Saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang disusun setelah akun nominal atau akun sementara ditutup atau di-nol-kan saldonya dengan cara membuat jurnal penutup. Isi Neraca Saldo setelah penutupan adalah akun riil, yaitu akun yang saldonya terbawa dari periode ke periode akuntansi berikutnya. Jadi Neraca saldo setelah penutupan ini merupakan data awal akuntansi periode berikutnya. Bentuk umum penulisa nerca saldo adalah sebagai berikut.





Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo setelah penutupan buku. Laporan keuangan (termasuk didalamnya neraca) disusun berdasarkan data yang dihasilkan oleh neraca lajur. Cara ini ditempuh karena melalui neraca lajur proses penyusunan laporan keuangan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mudah . Selain itu risiko terjadinya kesalahan dalam proses penyusunan laporan keuangan bisa dikurangi. Sementara itu pembuatan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup berikut pembukuannya (posting) ke buku besar dilakukan setelah laporan keuangan tersusun. Idealnya walaupun laporan keuangan disusun melalui neraca lajur, data yang tercantum dalam laporan keuangan tetap harus sama dengan data yang tercantum dalam buku besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan data saldo yang terdapat dalam buku besar setelah penutupan buku dengan data yang tercantum neraca. Inilah kunci persoalan mengapa perusahaan perlu menyusun neraca saldo setelah penutupan buku.
Jurnal Pembalik
Apa yang dimaksud dengan jurnal pembalik? Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan perkiraan riil baru.
Jurnal ini bukan merupakan keharusan meskipun tercantum dalam siklus akuntansi. Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan agar pencatatan pada periode berikutnya dapat dilakukan secara wajar sesuai dengan sistem akuntansi yang dipakai.
Hal-hal yang memerlukan Jurnal Pembalik, antara lain:
1.Beban-beban yang masih harus dibayar.
2.Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban).
3.Pendapatan yang masih harus diterima.
Jurnal Pembalik dibuat pada awal tahun buku (sebelum memulai pencatatan transaksi pada tahun buku yang baru). Merupakan jurnal penyesuaian kembali atas beberapa jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir tahun sebelumnya. Berisi nama rekening dan jumlah rupiah yang sama dengan jurnal penyesuaian yang bersangkutan, tetapi posisinya terbalik. Pembuatan Jurnal Penyesuaian kembali bukan merupakan keharusan. Tujuannya untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan pada tahun berikutnya.

4.Penyusunan Laporan Keuangan
Formulir
Adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Formulir yang telah diisi disebut dokumen (bukti transaksi) Bukti transaksi digunakan sebagai dasar dalam mencatat transaksi bisnis dalam suatu kesatuan usaha. Manfaat Formulir adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis
2. Merekam data transaksi bisnis.
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan
4. Untuk menyampaikan informasi pokok
5. Sebagai bukti dikemudian hari
Jenis Formulir Menurut sumbernya:
1. Formulir yang dibuat dan disimpan oleh perusahan. Contoh: memo, surat permintaan pembelian, bukti permintaan dan pengeluaran barang.
2. Formulir yang dibuat perusahaan dan dikirim ke pihak luar. Contoh: Faktur Penjualan, surat permintaan penawaran harga, surat order pembelian.
3. Formulir yang diterima dari pihak luar. Contoh: Order pelanggan, pernyataan piutang dari kreditor, Faktur pembelian, rekening Koran Bank.
Jenis Formulir Menurut tujuan penggunaannya:
1. Dibuat untuk meminta dilakukannya suatu tindakan, contoh: surat permintaan pembelian, bukti permintaan dan pengeluaran barang, Memo debet dan kredit
2. Digunakan untuk mencatat tindakan yang telah dilakukan. Contoh: Faktur Penjualan, Faktur pembelian, kartu jam kerja, surat muat.
Prinsip Perancangan Formulir
1. Formulir dibuat sederhana, ringkas, tapi lengkap
2. Hindari duplikasi dalam pengumpulan data
3. Adanya unsur internal check
4. Pemanfaatan tembusan sesuai tujuan
5. Ada nama dan alamat perusahaan
6. Ada nama formulir
7. terdapat Nomor urut (nomor identifikasi)
8. Ukuran formulir
9. Petunjuk pengisian
Jurnal
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi keuangan dengan menyebutkan akun yang akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masing-masing dan referensinya. Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu
3. Fungsi Historis Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
Tata Perkiraan
Tata perkiraan atau akun adalah suatu media untuk mengklasifikasikan dan mencatat penambahan dan pengurangan dari tiap unsur-unsur laporan keuangan. Terdapat 2 (dua) kelompok akun/perkiraan yaitu akun riil/permanen dan akun nominal/sementara. Akun Riil/Permanen Akun-akun yang terdapat dalam Neraca yaitu Aktiva, Utang dan Modal. Akun ini menyatakan posisi saldo keuangan pada Neraca. Akun Nominal/Sementara Adalah akun-akun yang terdapat dalam perhitungan Rugi Laba yaitu akun Pendapatan dan akun Beban. Akun-akun pada akhir periode akuntansi harus ditutup sehingga saldonya nol pada awal periode akuntansi.
Pengertian Kode Akun Pernahkah Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada di daerah lain? Sebelum surat itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda lebih dahulu menulis kode pos alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos itu selalu diingatkan oleh petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan pihak pos untuk menyampaikan surat kepada si penerima surat.
Demikian pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode akun itu dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap akun. Jadi apa yang dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Bagus!
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada.
Jenis-jenis Kode Akun Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan.
Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.
1) Kode Numerial
Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Contoh: Kode Akun Numerial















2) Kode Desimal
Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
a) Kode Kelompok
Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri.

Contoh: Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Kemudian termasuk golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113. Agar lebih jelasnya, Anda perhatikan contoh yang lebih rinci berikut ini!

















b) Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban nomor 500 - 599. Baiklah berikut ini dapat Anda perhatikan contoh yang lebih rinci.
























Buku Besar
Buku besar adalah alat yang digunakan untuk untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu perkiraan tertentu yang disebabkan oleh adanya transaksi keuangan. Istilah buku besar identik dengan akun, perbedaannya hanyalah dalam penyebutan. Bentuk buku besar yang dipergunakan suatu perusahaan dapat berbeda-beda dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bentuk-bentuk buku besar terdiri dari:
1. Bentuk T (T Acoount)
Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya berbentuk seperti huruf T besar. Dari bentuk yang sangat sederhana ini, sebelah kiri merupakan sisi debet dan sisi kanan merupakan sisi kredit. Nomor akun diletakkan di sebelah kanan atas.
2. Bentuk Skontro Buku besar bentuk skontro adalah bentuk buku besar yang sebelah menyebelah. Dan buku besar bentuk Stafel
Buku Pembantu
Dalam praktek akuntansi di lapangan, apabila perusahaan hanya menggunakan satu buku besar belum dapat memberikan catatan yang terperinci mengenai akun-akun tertentu. Oleh karena itu agar perusahaan dapat memberikan data akun yang lebih rinci maka diperlukan buku pembantu. Apa itu buku besar pembantu? Buku besar pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun tertentu dan perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan demikian akun buku besar berfungsi sebagai akun kontrol sedang akun yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari akun buku besar tertentu.

Macam–macam Buku Besar Pembantu Biasanya dalam perusahaan dagang digunakan tiga macam buku besar pembantu yaitu buku pembantu piutang, buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan barang.
No
Buku Besar
Buku Pembantu

1
Piutang Usaha
1
UD. Maju Jaya
 

2
UD. Maju Jaya 2
 


 
2
Utang Usaha
1
Toko. Jaya
 

2
UD. Jaya Sakti
 


 
3
Persediaan Barang
1
Gula Merah Kw.1
 

2
Gula Merah Kw.2
 
 
 
 
Bentuk Buku Besar Pembantu Seperti halnya buku besar, buku pembantu dapat dibuat dengan dua bentuk yang lazim digunakan yaitu: bentuk skontro dan bentuk staffel. Perhatikan format di bawah ini.
1. Buku pembantu bentuk skontro
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . . . . .)






2. Buku pembantu bentuk staffel
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . . . . .)
Tgl
Keterangan
Ref
Debit (Rp)
Kredir (Ro)
Saldo (Rp)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli yaitu :
1.Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
2.Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2).
3.Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9).
4.Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) .
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum digunakan adalah :
1.Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
a.Single Step (Langkah Tunggal)
b.Multiple Step (Langkah Ganda)
Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi :
a.Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam perusahaan.
Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam :
i.Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya Penjualan, Biaya Adm. Umum
ii.Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya Bank, Selisih Kurs.
b.Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif

2.Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:
a.Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
b.Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
3.Laporan Perubahan Laba Ditahan
Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan dan dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan laba ditahan.
4.Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan financial sehingga posisi/saldo kas berubah.
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat, yakni :
a.Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan Tunai, Pelunasan Hutang, Pembayaran Biaya-biayanya.
b.Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti menginvestasikan dana yang tidak terpakai
c.Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana pinjaman dari luar perusahaan (Hutang Jangka panjang) Disesuaikan dengan bisnis perusahaan.
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Sifat Laporan Keuangan Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain:
1.Fakta yang telah dicatat (recordedfact).
Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
2.Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate).
Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:
a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3.Pendapat pribadi (personal judgment).
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.
Keterbatasan Laporan Keuangan Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1.Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final.
2.Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.

Analisa Ratio
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :
1.Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
2.Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
3.Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :
1.Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
2.Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan dating.
Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:
1.Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
2.Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari hutang
3.Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4.Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
5.Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai perusahaan.
Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal. Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54).
Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1.Rasio Likuiditas
2.Rasio Rentabilitas
A.Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
1.Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.






Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
2.Acid Test Rasio.
Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.






Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
3.Perputaran Piutang.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
Jadi Turn Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu pengumpulanya. 




Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:
 Days of Receivable =    Piutang Rata-rata x 360               atau                      360         
                                           Penjualan Kredit                                  Perputaran Piutang

4.Perputaran Persediaan.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga macam persediaan: 
5.Perputaran Modal Kerja.
Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain. Maka perputararn modal kerja dapat diformulasikan sebagai berikut
B.Rasio Rentabilitas
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam 2 jenis, yaitu :
1.Perbandingan laba terhadap penjualan.
2.perbandingan laba terhdap aktiva.
Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut dengan rentabilitas.
1.Rentabilitas Ekonomis (Earning Power)
Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya. Modal yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan.
Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk menghasilkan laba.
”Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba tersebut”, ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 255).
Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang diperoleh dengan modal yang digunakan atau dengan menghitung rentabilitasnya.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu :
a.Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales, perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
2. Rentabiltas modal sendiri
Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam proses. Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan atau disebut dengan laba usaha. Sedangkan laba yang berasal dari luar usaha tidaklah diperhitungkan. Begitu pula dengan modal, modal yang digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan. Adapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:


b.Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:












BAB III
Penutup

III.Penutup
Kesimpulan
1.Pengertian akuntansi dapat dilihat dari berbagai perspektif berdasarkan pengembangan jaman. Akuntansi dipandang sebagai seni tahapan aktivitas akuntan, sebagai proses menghasilkan informasi bagi pengguna, sebagai aktivitas jasa untuk pengambilan keputusan, dan sebagai sistem informasi bisnis;
2.Akuntansi punya kegunaan dan pengguna. Kegunaan akuntansi dapat bersifat informasi bisnis, dasar pengambilan keputusan, bentuk pertanggungjawaban. Pengguna berasal dari pihak internal dan eksternal. Seluruh pihak yang berkepentingan dengan informasi laba perusahaan disebut stakeholders;
3.Akuntansi bertujuan untuk menghasilkan informasi bagi sejumlah besar pengguna eksternal. Informasi tersebut akan berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi, memprediksi arus kas masa depan, dan melaporkan posisi keuangan serta kinerja sebuah perusahaan;
4.Laporan keuangan lengkap terdiri dari 4 laporan ditambah catatan atas laporan keuangan. Laporan laba/rugi menginformasikan tentang kinerja perusahaan, laporan perubahan ekuitas pemilik terkait dengan perubahan ekuitas pemilik, laporan neraca tentang posisi keuangan, dan laporan arus kas mengenai arus kas yang dikelompokkan dalam 3 aktivitas: aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Catatan atas laporan keuangan berisi detail, penjelasan, dan informasi terkait lainnya dengan keempat laporan keuangan utama;
5.Elemen laporan keuangan ada 10, yaitu: assets, liabilities, equity, investments by owners, distributions to owners, comprehensive income, revenue, gain, expenses, dan losses. Tiga yang pertama merupakan elemen laporan neraca, 3 berikutnya elemen laporan perubahan ekuitas, dan 4 terakhir elemen laporan laba/rugi. Tidak boleh ada elemen laporan laba/rugi terungkap di laporan neraca;
6.Persamaan dasar akuntansi adalah assets = liabilities + owner’s equity. Saldo akhir dan keterangan akan membantu kita menyusun laporan keuangan;
7.Kualitas laporan keuangan dapat dinilai dari kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer berarti laporan keuangan harus relevance (nilai prediktif, nilai umpan balik, dan tepat waktu) dan realibility (dapat diverifikasi ulang, netral, dan penyajian representatif keadaan sebenarnya. Kualitas sekunder berarti dapat diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan. Syarat mutlak dapat diperbandingkan adalah konsistensi;
8.Penyusunan laporan keuangan berkualitas memiliki kendala yaitu: asas biaya-manfaat, materialisme, konservatisme, dan praktik industri;



























BAB IV
Daftar Pustaka

IV.Daftar Pusataka
Mulyadi, Sistem Akuntansi.Edisi-3 Jakarta: PT Salemba Empat, 2001
Harahap, Sofyan S. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit PT Raja Grafindo  Persada. Jakarta;
Sugiarto, Pengantar Akuntansi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2002.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing untuk Kantor Akuntan Publik. BPFE Universitas Indonesia. Jakarta;
www.unhas.ac.id/~rhiza/arsip/Arsitektur%20Komputer/sist%20dan%20analisis%20sist/Microsoft_Word_-_Modul_1_APSI_-_Pengertian_Sistem_dan_Analis.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern

Arifin,johar dan Busono  adi Wicksono, Komputer Akutansi dng Microsoft excell dan Munawir,, analisa laporan keuangan.

Arief Wibowo, S.Kom - Laboratorium Komputer Fak. Ekonomi 2003
http://www.e-dukasi.net
www.dikmenum.go.id
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=34&fname=akt103_05.htm
Suharli, Michell. 2004. “Kerangka Konseptual Akuntansi untuk Mahasiswa Manajemen” Jurnal Manajemen Vol.1 No.1.pp.62-78. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya;
Mukhlasin. 2004. “Analisis Kebijakan Akuntansi dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi, Auditing, dan Keuangan BALANCE. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta;